Apakah anda ingin mendapatkan sertifikat kompetensi dari BNSP sebagai Laboran Kimia?
Berikut adalah 5 Kompetensi penting yang harus dikuasai oleh seorang Laboran Kimia sesuai Standar Komptensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI)
1. Implementasi K3 di Laboratorium
Laboran kimia harus mampu menerapkan sistem manajemen K3 di laboratorium dengan cara :
1.a. Identifikasi potensi bahaya yang ada di laboratorium.
Potensi bahaya di laboratorium meliputi potensi bahaya kimia, potensi bahaya biologi, potensi bahaya fisik dan potensi bahaya keselamatan.
Di laboratorium, potensi bahaya kimia bisa terdiri atas :
- Bahan kimia flammable atau mudah terbakar
- Bahan kimia oksidator
- Bahan kimia korosif
- Bahan kimia toksik
- Bahan kimia mudah meledak
- Bahan kimia merusak lingkungan
- Bahan kimia berbahaya bagi kesehatan
- Gas bertekanan
1.b. Melakukan assesment atau penilaian potensi bahaya di laboratorium.
Langkah ini bisa dilakukan dengan menyusun Job Safety Analysis
1.c. Meminimalisasi potensi bahaya yang ada di laboratorium.
Langkah ini bisa dilaksanakan dengan :
- Eliminasi
- Substitusi
- Engineering Control, misalnya penggunaan lemari asam
- Administrative Control
- Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
1.d. Menyiapkan rencana tanggap darurat
Langkah ini terdiri atas :
- penyusunan prosedur tanggap darurat jika terjadi kecelakaan di laboratorium
- penyusunan prosedur tanggap darurat jika terjadi kebakaran di laboratorium
- penyusunan prosedur tanggap darurat jika terjadi gempa dilaboratorium
- Sosialisi penggunaan Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
- Sosialisasi penggunaan Spill Kit
Laboran kimia juga harus mampu mengelola limbah laboratorium dengan benar sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2. Pembuatan larutan kimia
Kualitas reagen dan bahan habis pakai lainnya harus sesuai untuk keperluan penggunaannya. Pertimbangan perlu diberikan pada pemilihan, pembelian, penerimaan dan penyimpanan reagen.
Reagen kimia, pelarut, dan gas umumnya tersedia dalam berbagai kadar dan kemurnian. Laboratorium harus menggunakan bahan dengan grade/kemurnian yang sesuai sebagaimana ditentukan dalam metode atau prosedur
Laboratorium harus membuat prosedur tertulis untuk penyiapan / pembuatan larutan reagen. Rekaman harus dipelihara untuk dapat digunakan sebagai acuan selanjutnya jika terjadi hasil uji yang meragukan. Rekaman harus mencakup bobot dan volume yang diukur, pembacaan buret, pembacaan pH, perhitungan faktor standardisasi dan konsentrasi larutan
Reagen dan bahan acuan yang disiapkan di laboratorium harus diberi label untuk mengidentifikasi jenis zat, konsentrasi, pelarut (jika bukan air), potensi bahaya, batasan penggunaan, dan tanggal pembuatan.
Personil yang bertanggung jawab atas preparasi reagen harus teridentifikasi baik dari label maupun dari rekaman
Reagen, standar, dan larutan lainnya, seperti fase gerak diberi label yang jelas mengenai nama larutan, konsentrasi, tanggal pembuatan, dan identitas orang yang membuat.
Reagen, bahan acuan, dan persediaan lainnya yang disimpan harus berada di bawah kondisi yang sesuai dan dengan cara yang aman untuk memastikan pemisahan dengan bahan yang tidak sesuai.
Penanganan larutan reagen dan standar mengikuti peraturan nasional dan atau daerah yang berlaku, jika relevan
Bacaan Tambahan : 7 Hal Penting Pada Pembuatan Bahan Kimia Atau Reagen
3. Teknik pengambilan contoh uji
Sesuai sistem manajemen laboratorium, laboratorium harus mampu menyusun rencana sampling dan memiliki metode dalam melakukan pengambilan contoh uji.
Berikut adalah 5 metode sampling yang bisa digunakan :
3.a. Metode sampling padatan
3.b. Metode sampling cairan dan semi solid
3.c. Metode sampling air permukaan
3.d. Metode sampling air limbah
3. e. Metode sampling air dan air limbah untuk parameter mikrobiologi.
Bacaan tambahan : 10 Langkah Pada Perencanaan Sampling Air Bersih Dan Air Limbah
4. Penanganan sampel, peralatan dan bahan habis pakai
Laboran kimia harus memiliki prosedur untuk pengangkutan, penerimaan, penanganan, pelindungan, penyimpanan, retensi, dan pembuangan atau pengembalian barang uji atau kalibrasi, termasuk semua persyaratan yang diperlukan untuk melindungi integritas dari barang uji.
Tindakan pencegahan harus diambil untuk menghindari penurunan mutu, kontaminasi, kehilangan atau kerusakan pada barang selama penanganan, pengangkutan, penyimpanan/masa tunggu, dan persiapan untuk pengujian atau kalibrasi.
Laboran kimia juga harus menyusun prosedur penanganan, penyimpanan, transportasi, penggunaan dan perawatan peralatan laboratorium.
Salah satu kompetensi penting seorang laboran kimia adalah memastikan bahwa bahan habis pakai yang dibutuhkan selalu tersedia untuk analisis di laboratorium.
5. Merekam dan menyajikan data
Laboran kimia harus memastikan bahwa rekaman teknis untuk setiap kegiatan laboratorium memuat hasil, laporan dan informasi yang cukup untuk memfasilitasi, jika mungkin, identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi hasil pengukuran dan ketidakpastian pengukuran terkait dan memungkinkan pengulangan kegiatan laboratorium dalam kondisi yang sedekat mungkin dengan aslinya.
Rekaman teknis harus mencakup tanggal dan identitas personel yang bertanggung jawab atas kegiatan laboratorium masing-masing. Dan untuk memeriksa data dan hasil,pengamatan, data dan perhitungan asli harus direkam pada saat dibuat dan harus dapat diidentifikasi dengan tugas tertentu
Demikian informasi yang bisa kami sampaikan hari ini tentang kompetensi laboran kimia. Jika ada informasi lain yang dibutuhkan, atau hubungi kami melalui HP/WA 0821-2429-3839
Leave a Reply