Apakah Anda sudah membuat larutan kimia dengan benar?

Dalam pengujian laboratorium, pembuatan larutan kimia merupakan dasar dari pengetahuan yang wajib diketahui oleh setiap personil laboratorium, khususnya anali laboratorium. Dalam pembuatan arutan kimia terdapat14 pengetahuan penting yang harus dikuasai sesuai dengan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) No. 141 Tahun 2022 unit kompetensi M.71LAB00.041.1, yaitu :

1. Konsep Metrologi

Konsep metrologi menjadi elemen utama dalam suatu pengujian laboratorium. Hal ini dikarenakan konsep metrologi menunjukkan ketertelusuran dari pengujian yang dilakukan, salah satunya adalah pada pembuatan larutan kimia. Konsep metrologi ini mencakup pada :

a. Ketidakpastian pengukuran, merupakan rentang nilai yang didalamnya diperkirakan nilai benar yang diukur berada. Contoh ketidakpastian pengukuran pada pembuatan larutan kimia adalah ketidapastian yang berasal dari alat gelas, salah satunya adalah Labu Takar. Labu takar memiliki nilai ketidakpastian yang tertera pada dinding alat gelas yang ditandai dengan simbol +/-, dan biasanya akan mempengaruhi hasil dari ketidakpastian pengujian yang dilakukan.

b. Presisi, Akurasi dan angka penting, merupakan parameter yang seringkali digunakan untuk melihat ketertelusuran / metrologi dari suatu pengujian laboratorium. Ketiga elemen tersebut sangat berkaitan dengan pembuatan larutan kimia standar, dimana didalamnya perlu dilakukan pengujian terhadap standar yang digunakna menggunakan parameter presisi dan akurasi serta angka penting yang sesuai. Presisi merupakan kedekatan antar tiap hasil uji pada suatu pengujian yang sama untuk melihat sebaran diantara nilai benar. Akurasi merupakan kesesuaian antara rata-rata hasil uji dengan nilai benar analit / nilai acuan analit yang dapat diterima. Sedangkan angka penting merupakan banyaknya digit yang diperhitungkan di dalam suatu kuantitas yang diukur atau dihitung. Contoh penerapan ketiga paremeter diatas dalam pembuatan larutan kimia adalah pengujian larutan standar dengan dilakukan minimal 2 kali ulangan dan penggunaan angka penting sesuai dengan konsentrasi yang dibuat.

c. Sumber error, dan keterulangan, merupakan parameter yang berhubungan dengan ketertelusuran / metrologi yang berasal dari personil yang membuat larutan kimia. Keterulangan yang dilakukan saat pengujian dapat meminimalisir adanya error/kesalahan pada pengujian. Sumber error pada pembuatan larutan kimia salah satunya adalah kesalahan acak yang tidak dapat diketahui penyebabnya, misal cara memipet, hasil tera dan lainnya. Hal ini bisa diminimalisir dengan melakukan keterulangan apda pengujian, yakni minimal 2 kali ulangan untuk setiap pengujian.

d. Ketertelusuran, merupakan sifat dari hasil pengukuran atau nilai dari standar acuan yang dapat dihubungkan kesuatu standar yang sesuai. Ketertelusuran pada pembuatan larutan kimia dapat dilihat pada produsen dari bahan kimia yag digunakan dan Certificate of Analysis (CoA).

2. Larutan Kerja

Larutan kerja merupakan larutan kimia yang digunakan pada pengujian laboratorium. Larutan kerja dibuat berdasarkan prosedur dan metode pengujian yang digunakan. Larutan kerja terdiri dari larutan standar, larutan bahan kimia dan larutan sampel. Pada pembuatan larutan kerja melibatkan beberapa perlakuan seperti pengenceran, pengendapan dan lainnya serta pembuatan larutan kimia dengan konsentrasi atau kadar tertentu. Oleh karena itu, pada pembuatan larutan kimia diperlukan pengetahuan untuk pembuatan larutan kerja yang benar dan mampu membedakan antara pembuatan larutan standar dan preparasi sampel.

3. Sistem Satuan Internasional

Sistem satuan internasional adalah bentuk modern dari sistem metrik dan saat ini menjadi sistem pengukuran yang paling umum digunakan. Sistem ini terdiri dari sebuah sistem satuan pengukuran yang koheren yang terpusat pada 7 satuan pokok, yaitu detik, meter, kilogram, ampere, kelvin, mol, dan kandela, beserta satu set berisi 20 awalan untuk nama dan simbol satuan yang dapat digunakan saat menentukan kelipatan dan pecahan satuan. Salah satu sistem satuan internasioanla yang sering digunakan dalam pembuatan larutan kimia adalah gram untuk penimbangan dan liter untuk volume.

4. Istilah Konsentrasi

Konsentrasi merupakan cara untuk menyatakan hubungan kuantitatif antara zat terlarut dan pelarut. Konsentrasi yang sering digunakan dalam pembuatan larutan kimia diantaranya adalah :

a. Persen berat (% W/W), merupakan jumlah gram zat dalam 100 gram larutan atau campuran

b. persen berat volume (% W/V), merupakan jumlah gram zat dalam 100 ml larutan

c. Persen volume (% V/V), merupakan jumlah ml zat dalam 100 ml larutan

d. ppm (mg/L), merupakan atuan pengukuran yang digunakan untuk menyatakan proporsi atau konsentrasi suatu zat atau komponen dalam suatu campuran atau larutan dengan merujuk pada perbandingan bagian tersebut terhadap satu juta bagian dari campuran atau larutan tersebut

e. Molaritas, merupakan jumlah mol suatu zat per liter larutan. Misalnya 1.0 liter larutan mengandung 0.5 mol senyawa X, maka larutan ini disebut larutan 0.5 molar

f. Normalitas,merupakan ukuran yang menunjukkan besaran konsentrasi pada berat ekuivalen setara dalam gram per larutan

5. Teori dasar tentang asam, basa, garam, larutan penyangga dan netralisasi

Toeri yang dimaksud adalah teori dalam reaksi kimia. Reaksi asam basa dan garam merupakan reaksi yang sering terjadi pada pembuatan larutan kimia. Reaksi asam basa adalah reaksi kimia yang melibatkan pereaksi asam dan basa, yang dapat digunakan dalam menentukan pH. Larutan penyangga adalah arutan yang dicampurkan asam dan basa tetapi tidak memiliki perubahan pH yang drastis. Sedangkan netralisasi merupakan reaksi yang terjadi jika asam dan basa bereaksi membentuk garam dan disertai pembentukan molekul air.

6. Hal-hal yang mempengaruhi kelarutan

Kelarutan adalah kemampuan suatu zat kimia tertentu, zat terlarut (solute), untuk larut dalam suatu pelarut (solvent). Berikut ini hal-hal yang dapat mempengaruhi kelarutan suatu larutan kimia antara lain suhu, konstanta dielektrik, pH, pelarut, ukuran partikel, polimorfisme, bentuk garam, tekanan, serta stearic factor

7. Perbedaan antara larutan aquaeous dan larutan organik

Larutan aquaaeous merupakan larutan yang terdiri dari zat yang dapat larut dalam air atau menggunakan air sebagai pelarut. Contohnya : larutan garam meja atau natrium klorida dapat ditulis NaCl. Sedangkan larutan organik merupakan larutan yang terdiri dari zat yang tidak dapat larut dalam air atau menggunakan pelarut organik sebagai pelarut. Contoh pelarut organik diantaranya : alkohol, eter, ester, etil asetat, keton, dan sebagainya.

8. Tabel periodik, simbol unsur, bobot atom, dan perbedaan antara unsur dan senyawa

Pengetahuan mengenai dasar kimia seperti unsur dan senyawa dapat memudahkan analis dalam menentukan perhitungan konsentrasi atau kadar dari suau larutan. Sehingga pembuatan larutan kimia lebih valid.

9. Rumus Kimia

10. Prosedur tempat kerja untuk menyiapkan larutan

Perhitungan dari tujuan pengujian diperlukan untuk mengetahui kadar sampel yang dicari. Oleh karena itu, analis perlu mengikuti prosedur pengujian yang dilakukan, bagaimana cara membuat suatu larutan kimia, larutan standar dan sebagainya. Hal ini dikarenakan prosedur tempat kerja sudah disesuaikan dengan metode pengujian yang sebenarnya dan sudah divalidasi.

11. Perhitungan yang diperlukan untuk menyiapkan larutan dalam jumlah dan konsentrasi yang ditentukan

12. Menggunakan lembar data keselamatan dan prosedur tempat kerja untuk persiapan, penanganan dan pembuangan larutan dan pembersihan tumpahan

13. Kesadaran akan isu keberlanjutan lingkungan yang berhubungan dengan tugas kerja

14. Persyaratan hukum, etika, serta Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) sesuai dengan tugas kerja

Demikian informasi yang bisa kami sampaikan tentang pengetahuan penting pada pembuatan larutan kimia.

Jika ada informasi lain yang dibutuhkan, silahkan menghubungi kami di HP/WA 0821-2429-3839

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *