
Dalam dunia laboratorium, sebagian besar profesional sudah familiar dengan istilah empat tingkat biosafety, yaitu BSL1, BSL2, BSL3, dan BSL4. Namun, tahukah Anda bahwa ada level tambahan yang dikenal sebagai BSL2+ dan BSL3+? Artikel ini akan menjelaskan semua tingkatan tersebut, termasuk kapan dan mengapa level tambahan diperlukan.
Apa itu Biosafety Levels?
Biosafety levels (BSL) adalah sistem pengelompokan keamanan biologis yang digunakan untuk melindungi personel laboratorium, lingkungan, dan masyarakat dari risiko yang ditimbulkan oleh mikroorganisme dan bahan biologis lainnya. Tingkatan ini diatur berdasarkan tingkat bahaya dan risiko yang terkait dengan agen biologis serta prosedur yang digunakan.
Mari kita mulai dengan empat tingkat dasar sebelum membahas BSL2+ dan BSL3+.
Empat Tingkat Biosafety Dasar
1. BSL1 (Biosafety Level 1)
Karakteristik: Tingkat ini digunakan untuk bekerja dengan mikroorganisme yang tidak menyebabkan penyakit pada manusia dewasa yang sehat.
Contoh: Non-patogen seperti E. coli yang tidak berbahaya.
Pengamanan: Praktik dasar kebersihan laboratorium, seperti mencuci tangan, dan penggunaan alat pelindung dasar seperti sarung tangan dan jas lab.
2. BSL2 (Biosafety Level 2)
Karakteristik: Diterapkan untuk agen yang dapat menyebabkan penyakit ringan pada manusia tetapi biasanya memiliki perawatan atau vaksin yang tersedia.
Contoh: Virus hepatitis B (HBV), HIV, atau Salmonella.
Pengamanan: Memerlukan akses terbatas ke laboratorium, pelatihan khusus untuk personel, dan penggunaan biosafety cabinet (BSC) saat menangani bahan berisiko.
3. BSL3 (Biosafety Level 3)
Karakteristik: Tingkat ini dirancang untuk agen yang dapat menyebabkan penyakit serius melalui transmisi udara.
Contoh: Virus tuberkulosis (Mycobacterium tuberculosis) atau SARS-CoV.
Pengamanan: Laboratorium memiliki kontrol teknik tambahan seperti tekanan negatif, pintu ganda, dan sistem filtrasi HEPA untuk mencegah paparan.
4. BSL4 (Biosafety Level 4)
Karakteristik: Diperuntukkan bagi agen yang sangat berbahaya, biasanya tanpa perawatan atau vaksin yang tersedia.
Contoh: Virus Ebola atau Marburg.
Pengamanan: Laboratorium bertekanan negatif, pakaian pelindung total dengan suplai udara mandiri, dan pengendalian akses sangat ketat.
Apa itu BSL2+ dan BSL3+?
Meskipun empat tingkat di atas mencakup banyak situasi, terkadang risiko tertentu memerlukan pengamanan tambahan. Di sinilah BSL2+ dan BSL3+ masuk.
BSL2+
BSL2+ adalah modifikasi dari BSL2 dengan pengamanan tambahan untuk agen biologis atau proses yang meningkatkan risiko. Tingkat ini sering kali digunakan untuk menangani agen yang sedikit lebih berbahaya dibandingkan yang biasa ditemukan di BSL2.
Karakteristik Agen di BSL2+:
Virus atau bakteri yang dapat menyebabkan penyakit serius tetapi memiliki perawatan atau vaksin.
Sel manusia yang belum difiksasi, seperti darah dengan risiko HIV atau HBV.
Agen seperti SARS-CoV-2, vektor virus lainnya, atau patogen baru.
Mikroorganisme resisten antibiotik, seperti MRSA (Methicillin-resistant Staphylococcus aureus), terutama dalam konsentrasi tinggi atau volume besar (>10 liter).
Proses yang Memerlukan BSL2+:
Prosedur yang meningkatkan kemungkinan paparan melalui udara.
Volume atau konsentrasi kultur yang tinggi.
Penggunaan alat seperti sorter sel berkecepatan tinggi atau tekanan tinggi.
Prosedur yang menghasilkan aerosol.
Praktik Tambahan di BSL2+:
Pelatihan khusus untuk memahami dan mengelola risiko.
Penggunaan pakaian pelindung tambahan seperti jas sekali pakai yang tertutup rapat dan sarung tangan ganda.
Proteksi pernapasan saat bekerja di luar biosafety cabinet.
Pembatasan akses ke ruang eksperimen.
Pintu laboratorium yang dapat dikunci.
BSL3+
BSL3+ adalah level yang lebih tinggi dari BSL3 dengan tambahan pengamanan yang biasanya ditemukan di BSL4. Tingkat ini jarang digunakan, tetapi sangat penting dalam beberapa situasi tertentu.
Karakteristik Agen di BSL3+:
Virus influenza patogenik tinggi, seperti Influenza 1918.
Virus Ebola (pada tahap awal sebelum dikenal luas).
Proses yang Memerlukan BSL3+:
Volume dan konsentrasi kultur yang sangat tinggi.
Risiko tinggi produksi aerosol.
Praktik Tambahan di BSL3+:
Fasilitas dekontaminasi yang lebih canggih.
Shower untuk masuk dan keluar.
Pengendalian tekanan negatif dan penggunaan glove box.
Penggunaan pengamanan BSL4 yang relevan untuk agen dan proses tertentu
Bagaimana Memutuskan Kebutuhan BSL2+ atau BSL3+?
Kuncinya adalah melakukan analisis risiko yang menyeluruh. Jika agen biologis atau proses di laboratorium Anda menimbulkan risiko lebih tinggi dibandingkan standar BSL2 atau BSL3, maka implementasi level tambahan mungkin diperlukan.
Langkah-langkah:
Lakukan penilaian risiko agen biologis yang digunakan.
Identifikasi risiko yang ditimbulkan oleh prosedur atau proses di laboratorium.
Terapkan pengamanan tambahan berdasarkan hasil penilaian.
Pentingnya Pelatihan dan Edukasi
Untuk mengelola risiko dengan efektif, pelatihan adalah kunci. Program seperti Lab Safety Management dapat membantu profesional laboratorium memahami protokol dan praktik terbaik untuk setiap tingkatan biosafety. Untuk kebutuhan ini bisa di lakukan dan di diskusikan bersama Labmania Indonesia.
Dengan memahami semua tingkat biosafety, termasuk BSL2+ dan BSL3+, Anda dapat memastikan keselamatan personel, melindungi lingkungan, dan menjaga standar kerja laboratorium.