Kalibrasi peralatan laboratorium adalah proses penting dalam memastikan keakuratan dan ketertelusuran hasil pengukuran. Tanpa kalibrasi yang tepat, hasil analisis bisa menjadi tidak valid, yang berpotensi mempengaruhi hasil pengujian laboratorium.

Namun, dalam praktiknya, sering kali ditemukan berbagai ketidaksesuaian yang dapat berdampak negatif pada kualitas hasil pengukuran. Ketidaksesuaian ini dapat terjadi akibat kesalahan prosedural, kondisi lingkungan yang tidak terkendali, atau kurangnya pemahaman terhadap standar kalibrasi.

Artikel ini akan membahas lima ketidaksesuaian yang paling sering terjadi dalam kalibrasi peralatan laboratorium, serta bagaimana cara menghindarinya untuk memastikan keakuratan dan reliabilitas pengukuran.

1. Tidak Mengikuti Jadwal Kalibrasi yang Ditetapkan

Salah satu ketidaksesuaian paling umum dalam kalibrasi peralatan laboratorium adalah tidak menjalankan kalibrasi sesuai jadwal yang telah ditentukan. Setiap alat laboratorium memiliki interval kalibrasi tertentu yang disarankan oleh pabrikan atau standar laboratorium, seperti pada SNI ISO/IEC 17025:2017. Jika peralatan tidak dikalibrasi tepat waktu, ada risiko hasil pengukuran yang menyimpang tanpa disadari.

Penyebab:

  • Kelalaian dalam pencatatan jadwal kalibrasi.
  • Kurangnya pemahaman tentang pentingnya kalibrasi rutin.
  • Keterbatasan anggaran atau sumber daya untuk melakukan kalibrasi.

Solusi:

  • Menerapkan sistem manajemen kalibrasi berbasis perangkat lunak untuk mengingatkan jadwal kalibrasi.
  • Menyediakan anggaran khusus untuk kalibrasi peralatan laboratorium secara berkala.
  • Meningkatkan kesadaran personil laboratorium tentang pentingnya kepatuhan terhadap jadwal kalibrasi.

2. Ketidaksesuaian pada Sertifikat Hasil Kalibrasi Eksternal

Sertifikat hasil kalibrasi peralatan laboratorium yang diperoleh dari uji kalibrasi melalui laboratorium kalibrasi eksternal merupakan hal penting sebagai bukti dokumentasi bahwa peralatan tersebut telah dikalibrasi. Namun, seringkali laboratorium tidak segera memeriksa sertifikat hasil kalibrasi, sehingga mengakibatkan beberapa ketidaksesuaian. Beberapa di antaranya adalah tidak mencantumkan label pada alat yang telah dikalibrasi, sertifikat kalibrasi yang sudah kedaluwarsa, atau hasil kalibrasi yang tidak memenuhi standar mutu.

Penyebab:

  • Kelalaian personel laboratorium dalam memeriksa sertifikat.
  • Tidak adanya dokumentasi setelah melakukan kalibrasi eksternal.
  • Tidak dilakukan evaluasi atau interpretasi terhadap sertifikat kalibrasi.

Solusi:

  • Menyusun jadwal kalibrasi serta melakukan pengecekan dokumen secara berkala.
  • Menerapkan prosedur atau formulir evaluasi hasil sertifikat kalibrasi.
  • Melaksanakan pelatihan bagi personel laboratorium terkait interpretasi sertifikat hasil kalibrasi.

3. Lingkungan Kalibrasi yang Tidak Terkendali

Lingkungan tempat dilakukannya kalibrasi sangat mempengaruhi keakuratan hasil pengukuran. Faktor-faktor seperti suhu, kelembaban, dan getaran dapat menyebabkan variasi dalam hasil kalibrasi, terutama untuk peralatan yang sangat sensitif seperti mikropipet, neraca analitik, atau spektrofotometer.

Penyebab:

  • Suhu dan kelembaban tidak dikontrol dengan baik.
  • Ruangan kalibrasi tidak terisolasi dari sumber getaran atau gangguan eksternal.
  • Tidak adanya prosedur standar untuk menjaga stabilitas lingkungan kalibrasi.

Solusi:

  • Menggunakan ruangan khusus untuk kalibrasi dengan kontrol suhu dan kelembaban yang ketat atau jika menggunakan lab kalibrasi eksternal, pastikan vendor kalibrasi eksternal sudah terakreditasi.
  • Menjauhkan area kalibrasi dari sumber getaran seperti mesin atau lalu lintas laboratorium yang tinggi.
  • Menerapkan prosedur standar operasional (SOP) untuk menjaga kondisi lingkungan tetap stabil selama proses kalibrasi berlangsung.

4. Personil yang Tidak Kompeten dalam Melakukan Kalibrasi

Kalibrasi yang dilakukan oleh personil yang tidak memiliki kompetensi dapat menghasilkan data yang tidak akurat dan tidak dapat dipercaya. Kesalahan manusia seperti kesalahan pembacaan alat, penerapan metode yang salah, atau kurangnya pemahaman terhadap prosedur kalibrasi sering menjadi faktor penyebab ketidaksesuaian dalam kalibrasi.

Penyebab:

  • Kurangnya pelatihan bagi personil yang melakukan kalibrasi.
  • Tidak adanya sertifikasi atau evaluasi kompetensi secara berkala.
  • Tidak adanya dokumentasi yang jelas terkait metode kalibrasi yang harus digunakan.

Solusi:

  • Mengadakan pelatihan rutin untuk personil laboratorium yang bertanggung jawab atas kalibrasi.
  • Mewajibkan sertifikasi kompetensi bagi personil yang melakukan kalibrasi.
  • Membuat dan mengimplementasikan dokumen prosedur kalibrasi yang jelas dan mudah dipahami.

5. Dokumentasi Kalibrasi yang Tidak Lengkap atau Tidak Sesuai

Kalibrasi yang dilakukan oleh personil yang tidak memiliki kompetensi dapat menghasilkan data yang tidak akurat dan tidak dapat dipercaya. Kesalahan manusia seperti kesalahan pembacaan alat, penerapan metode yang salah, atau kurangnya pemahaman terhadap prosedur kalibrasi sering menjadi faktor penyebab ketidaksesuaian dalam kalibrasi.

Penyebab:

  • Kurangnya pelatihan bagi personil yang melakukan kalibrasi.
  • Tidak adanya sertifikasi atau evaluasi kompetensi secara berkala.
  • Tidak adanya dokumentasi yang jelas terkait metode kalibrasi yang harus digunakan.

Solusi:

  • Mengadakan pelatihan rutin untuk personil laboratorium yang bertanggung jawab atas kalibrasi.
  • Mewajibkan sertifikasi kompetensi bagi personil yang melakukan kalibrasi.
  • Membuat dan mengimplementasikan dokumen prosedur kalibrasi yang jelas dan mudah dipahami.

Presisi tinggi, hasil terpercaya!

Dapatkan glassware individual calibrated dari Labmania Indonesia untuk hasil pengujian yang presisi !

Kesimpulan

Kalibrasi peralatan laboratorium merupakan proses krusial yang harus dilakukan dengan benar untuk memastikan hasil pengukuran yang akurat dan dapat diandalkan. Namun, sering kali terjadi ketidaksesuaian dalam pelaksanaannya yang dapat berdampak negatif pada kualitas data laboratorium.

Lima ketidaksesuaian utama dalam kalibrasi meliputi:

1. Tidak mengikuti jadwal kalibrasi yang ditetapkan.

2. Ketidaksesuaian pada Sertifikat Hasil Kalibrasi Eksternal

3. Lingkungan kalibrasi yang tidak terkendali.

4. Personil yang tidak kompeten dalam melakukan kalibrasi.

5. Dokumentasi kalibrasi yang tidak lengkap atau tidak sesuai.

Untuk menghindari ketidaksesuaian ini, laboratorium perlu menerapkan sistem manajemen kalibrasi yang efektif, memastikan personil memiliki kompetensi yang memadai, serta menjaga standar prosedur dan lingkungan kalibrasi. Dengan demikian, laboratorium dapat memastikan bahwa setiap hasil pengukuran yang diperoleh memiliki tingkat akurasi yang tinggi dan dapat dipertanggungjawabkan.

Menerapkan praktik kalibrasi yang baik tidak hanya meningkatkan kredibilitas laboratorium, tetapi juga membantu dalam memenuhi standar regulasi yang berlaku, seperti ISO 17025. Oleh karena itu, seluruh personil laboratorium harus berperan aktif dalam menjaga kualitas dan akurasi peralatan melalui penerapan prosedur kalibrasi yang benar.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *