Kesalahan dalam validasi metode sering kali tidak terlihat hingga hasil analisis mulai dipertanyakan. Banyak laboratorium menghadapi tantangan dalam menyusun validasi metode yang efektif dan efisien. Apakah langkah-langkah penting seperti menentukan cakupan validasi, memilih desain eksperimen yang tepat, atau memastikan ketersediaan bahan referensi sudah dilakukan dengan benar?

Kabar baiknya, Standar EURACHEM (Planning and Reporting Method Validation Studies) menawarkan pendekatan sistematis untuk merancang validasi metode secara detail. Dengan perencanaan yang baik, laboratorium tidak hanya mengurangi kesalahan tetapi juga memastikan setiap data yang dihasilkan sesuai dengan tujuan analisis.

Poin Penting dalam Perencanaan Validasi Metode

Metode yang akan divalidasi

Sebelum memulai validasi metode, prosedur tertulis yang rinci (seperti Standar Operasional Prosedur) yang menjelaskan metode yang akan dievaluasi harus tersedia. Validasi formal harus dipisahkan dari kegiatan pengembangan metode. Ini adalah versi “final” dari metode setelah selesai pengembangan yang kemudian divalidasi.

Contoh : Metode yang akan divalidasi adalah spektrofotometri UV-Vis untuk penentuan kadar Fe(II) dalam air minum dengan pembentukan kompleks ferroin (warna jingga-merah) menggunakan orto-fenantrolin. Absorbansi diukur pada panjang gelombang 510 nm.

Langkah-langkah kritis dalam metode dan persyaratan instrumen

Sebelum memulai validasi, analis harus mengenal metode tersebut dan menyadari setiap langkah kritis yang memerlukan perhatian khusus. Persyaratan spesifik terkait peralatan/instrumen juga harus dipertimbangkan.

Contoh :

Langkah Kritis :

  • Pembuatan larutan standar Fe(II) dan orto-fenantrolin harus dilakukan dengan akurasi tinggi.
  • Reaksi pembentukan kompleks membutuhkan waktu inkubasi 10 menit di suhu kamar untuk stabilitas warna.

 

Persyaratan Instrumen:

Spektrofotometer UV-Vis dengan akurasi panjang gelombang ±1 nm.

Informasi Pendukung

Mungkin ada informasi yang sudah tersedia yang dapat membantu dalam perencanaan validasi dan/atau menunjukkan kesesuaian metode untuk tujuan tertentu. Informasi ini termasuk data dari partisipasi dalam uji Profisiensi, hasil dari kontrol kualitas internal (IQC), dan hasil dari penggunaan rutin sebelumnya pada metode serupa.

Contoh :

Data yang tersedia :

Literatur menunjukkan linearitas metode pada rentang 0,1–5 mg/L Fe(II).

Data tambahan :

Certified Reference Material (CRM) Fe(II) dari air minum.

Cakupan Validasi

Salah satu masalah utama yang dihadapi laboratorium saat merencanakan validasi adalah memutuskan karakteristik kinerja mana yang akan diuji dan tingkat pengulangan yang diperlukan.

Contoh :

Paameter Validasi :

Linearitas, batas deteksi (LOD), batas kuantifikasi (LOQ), akurasi, presisi, selektivitas, dan robustnes.

Replikasi Pengujian :

Minimal 6 replikasi untuk uji presisi pada konsentrasi menengah (2 mg/L).

Urutan evaluasi karakteristik kinerja

Dengan perencanaan yang hati-hati, dimungkinkan untuk memperoleh informasi tentang sejumlah karakteristik kinerja dari satu set eksperimen. Namun, beberapa karakteristik, seperti selektivitas, harus dievaluasi sebelum melanjutkan ke validasi penuh atau studi bias. Dalam beberapa situasi, disarankan untuk melakukan studi pendahuluan untuk memberikan informasi awal tentang langkah-langkah kritis dalam proses pengukuran.

Contoh :

Urutan Evaluasi :

  • Linearitas diukur terlebih dahulu untuk menentukan rentang kerja metode.
  • LOD dan LOQ diuji untuk menentukan sensitivitas metode.
  • dst.

Bahan yang akan dianalisis

Panduan validasi mencakup bahan seperti Bahan Referensi Bersertifikat (CRM), sampel yang telah diperkaya, dan sampel uji. Penting untuk memastikan jumlah bahan yang cukup tersedia untuk validasi.

Contoh :

Bahan yang akan digunakan :

  • Larutan standar Fe(II) dari CRM dengan konsentrasi diketahui.
  • Sampel air minum dari berbagai sumber (PDAM, air sumur, air kemasan).
  • Larutan blanko (air murni tanpa analit) untuk baseline.

Desain Eksperimental

Memilih desain eksperimen yang sesuai adalah bagian penting dari perencanaan validasi. Dengan perencanaan yang tepat, dimungkinkan untuk memaksimalkan jumlah informasi yang diperoleh dari eksperimen tertentu.

Contoh :
Desain Replikasi Sederhana:
Pengukuran dilakukan pada sampel air yang sama dengan 6 replikasi untuk menguji presisi.


Linear Calibration:
Kurva kalibrasi dibuat dengan konsentrasi Fe(II) pada 0,1; 0,5; 1; 3; dan 5 mg/L.


Nested Design:
Dua analis berbeda melakukan pengukuran pada hari yang berbeda untuk menguji presisi antar-hari (intermediate precision).

 

Kesimpulan

Perencanaan validasi metode adalah langkah fundamental untuk memastikan keandalan, akurasi, dan kesesuaian metode analisis dengan tujuan penggunaannya.

Oleh karena itu, dengan perencanaan yang matang, laboratorium tidak hanya meningkatkan kepercayaan terhadap hasil analisis, tetapi juga memenuhi standar mutu yang diakui secara internasional.

Perencanaan validasi yang komprehensif adalah investasi untuk memastikan keberhasilan implementasi metode analitik di masa depan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *