
Mercury atau raksa adalah salah satu bahan kimia yang sangat beracun (highly toxic). Personil laboratorium bisa terpapar potensi bahaya mercury melalui berbagai cara, termasuk:
Inhalasi (penghirupan uap mercury)
Tertelan secara tidak sengaja
Penyerapan melalui kulit
Cedera akibat injeksi tak sengaja
Karena sifatnya yang beracun, pengelolaan mercury di laboratorium harus dilakukan dengan sangat hati-hati. Artikel ini akan membahas bentuk umum mercury, potensi bahayanya, gejala keracunan, serta praktik terbaik dalam menangani dan meminimalisasi risiko paparan mercury di laboratorium
Bentuk Umum Merkuri dan Potensi Bahayanya
Terdapat beberapa bentuk mercury yang sering ditemukan di laboratorium, masing-masing memiliki karakteristik dan risiko tersendiri.
1. Mercury Vapor (Elemental Mercury)
Mercury dalam bentuk uap (elemental mercury) memiliki karakteristik sebagai berikut:
- Mudah terabsorpsi melalui inhalasi
- Dapat menembus kulit meskipun dalam jumlah kecil
- Target utama dalam tubuh adalah Sistem Saraf Pusat (CNS)
- Banyak digunakan pada peralatan laboratorium lama seperti termometer dan manometer
Bahaya yang ditimbulkan:
- Ketika dipanaskan, mercury akan mengeluarkan uap berbahaya yang bisa dihirup
- Uap ini tidak berbau dan sulit terdeteksi tanpa alat khusus
- Paparan dalam jangka panjang dapat menyebabkan gangguan sistem saraf dan kognitif
2. Mercury Salts
Mercury salts adalah senyawa raksa yang biasanya berbentuk garam, seperti Mercuric Nitrate.
Potensi bahayanya:
- Sangat toksik dan korosif
- Target utama dalam tubuh adalah ginjal dan dapat menyebabkan kerusakan kronis
- Bisa masuk ke dalam tubuh melalui kontak kulit, inhalasi, atau tertelan
Gejala Keracunan Merkuri
Paparan mercury dalam jangka pendek atau panjang dapat menyebabkan berbagai gejala kesehatan. Berikut beberapa gejala yang sering muncul:
- Gangguan Neurologis:
- Tremor
- Kehilangan koordinasi motorik
- Kehilangan ingatan
- Insomnia dan perubahan mood
- Emosi yang tidak stabil
2. Gangguan Organ Internal:
- Kerusakan ginjal kronis
- Kerusakan pada penglihatan dan pendengaran
- Paralisis dalam beberapa kasus berat
Paparan mercury dalam jangka panjang tanpa perlindungan yang tepat bisa menyebabkan dampak serius terhadap kesehatan, termasuk gangguan permanen pada otak dan sistem saraf.
Best Practice untuk Meminimalisasi Potensi Bahaya Mercury di Laboratorium
Agar risiko paparan mercury dapat diminimalisasi, laboratorium harus menerapkan prosedur keamanan yang ketat. Berikut adalah beberapa praktik terbaik yang dapat diterapkan:
1. Mengurangi atau Menggantikan Penggunaan Mercury
Gunakan metode analisis yang tidak menggunakan mercury jika memungkinkan
Jika tidak bisa dihindari, gunakan mercury dalam jumlah sekecil mungkin
Gunakan peralatan alternatif yang lebih aman, seperti termometer digital atau alkohol
2. Penyimpanan yang Aman
Simpan mercury dalam wadah khusus yang antipecah dan tertutup rapat
Gunakan secondary containment tray untuk mencegah tumpahan
Pastikan wadah penyimpanan diberi label jelas dengan peringatan bahaya
Simpan di tempat yang memiliki ventilasi baik dan jauh dari sumber panas
3. Ventilasi dan Monitoring Udara
Lakukan semua pekerjaan yang melibatkan mercury di dalam lemari asam
Pastikan laboratorium memiliki sistem ventilasi yang baik
Gunakan alat deteksi kadar mercury secara berkala untuk memantau tingkat paparan di udara
4. Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) yang Tepat
Gunakan sarung tangan tahan kimia (bukan lateks biasa)
Gunakan jas lab tahan bahan kimia
Gunakan face shield atau kacamata pelindung saat menangani mercury dalam jumlah besar
Gunakan sepatu tertutup untuk mencegah kontak langsung dengan mercury
5. Penanganan Tumpahan Mercury dengan Spill Kit
Jika terjadi tumpahan mercury, segera lakukan langkah-langkah berikut:
Hentikan semua aktivitas di laboratorium dan pastikan tidak ada yang masuk ke area tumpahan
Gunakan spill kit khusus mercury untuk membatasi area tumpahan
Jangan gunakan sapu atau vakum biasa, karena dapat menyebarkan uap mercury ke udara
Evakuasi semua personil sampai proses pembersihan selesai
Buang limbah mercury sesuai prosedur limbah berbahaya
6. Training dan Awareness bagi Personil Laboratorium
Semua personil harus mendapatkan pelatihan tentang bahaya mercury dan cara menangani tumpahan dengan aman
Setiap laboratorium harus memiliki prosedur tanggap darurat yang jelas dan mudah diakses
Gunakan label peringatan pada semua larutan atau peralatan yang mengandung mercury
Adakan sesi training berkala untuk memastikan semua personil selalu siap menghadapi insiden terkait mercury
Penanganan Limbah Mercury
Limbah mercury termasuk kategori limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) sehingga tidak bisa dibuang sembarangan. Berikut langkah-langkah penanganan limbah mercury:
1.Kumpulkan limbah dalam wadah khusus
- Gunakan wadah tahan kimia dan tutup rapat
- Labeli dengan jelas sebagai “Limbah Mercury”
2. Simpan di tempat yang aman
- Jauh dari sumber panas atau bahan reaktif
- Gunakan secondary containment untuk mencegah kebocoran
3. Kirim ke fasilitas pengolahan limbah berizin
- Jangan membuang mercury ke saluran air atau tempat sampah biasa
- Hubungi pihak berwenang atau perusahaan pengelola limbah B3 untuk pembuangan yang sesuai
Kesimpulan
Mercury adalah bahan kimia beracun yang dapat menyebabkan dampak serius bagi kesehatan jika tidak ditangani dengan benar. Oleh karena itu, laboratorium harus menerapkan best practice dalam penyimpanan, penggunaan, dan pembuangan mercury untuk mengurangi risiko paparan.
Beberapa langkah utama yang harus dilakukan meliputi:
Mengurangi penggunaan mercury atau menggantinya dengan alternatif yang lebih aman
Menyimpan mercury dengan prosedur yang benar untuk mencegah kebocoran dan tumpahan
Memastikan ventilasi dan monitoring udara yang baik untuk mengontrol paparan uap mercury
Menggunakan alat pelindung diri yang sesuai untuk mencegah kontak langsung dengan mercury
Melatih personil laboratorium dalam penanganan mercury dan prosedur tanggap darurat
Mengelola limbah mercury dengan benar sesuai regulasi yang berlaku
Dengan menerapkan langkah-langkah ini, laboratorium dapat mengurangi risiko paparan mercury dan menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman bagi semua personil.
Informasi Training dan Sertifikasi
Untuk informasi lebih lanjut mengenai training dan sertifikasi BNSP skema K3 Laboratorium, silakan hubungi Labmania di HP/WA: 0821-2429-3839